MALANG
– Persoalan macet yang tak kunjung selesai, ditambah penataan PKL dan pedagang
yang memakan bahu jalan terbiarkan, persoalan baru, kembali muncul.
Kali ini, pedagang Pasar Induk Gadang (PIG) melakukan aksi demo. Padahal, salah
satu solusi mengurai kemacetan, agar proyek mercusuar di Gadang dan Kedung
Kandang terurai, adalah merelokasi pedagang di pinggir akses masuk.
Termasuk rencana membangun PIG, agar mampu menampung pedagang yang kian sesak.
Tercatat sekitar 300 pedagang PIG, berdagang di pinggir jalan yang menjadi
akses masuk ke jembatan kembar Gadang plus Terminal Hamid Rusdi. Mereka selama
ini tak tertampung di bangunan induk PIG.
Ternyata rencana Pemkot Malang membangun PIG, ditolak mentah-mentah. Alasan
pedagang, rencana membangun PIG, justru mengusik ketenangan pedagang.
Unjuk rasa pedagang itu digelar kemarin siang sekitar jam 14.30 WIB. Awalnya
pedagang berkumpul di blok sayur PIG, sembari menyiapkan sejumlah spanduk
berukuran besar.
Mereka longmarch sembari membawa pengeras suara dan spanduk. Sambil
berjalan dari blok sayur ke depan kantor PIG, mereka orasi menolak rencana
pembangunan PIG. Kendati terik matahari membakar, pedagang tetap bersemangat .
Di depan kantor PIG, pedagang tetap berorasi dengan suara lantang. Mereka pun
membentang spanduk besar bertuliskan sikap tegas pedagang di depan kantor PIG.
Spanduk itu bertuliskan, ‘Menolak Pembangunan Pasar Induk Gadang dari Campur
Tangan Pihak Luar’.
Di spanduk yang sama, juga tertulis tiga hal yang menjadi keberatan pedagang.
Yakni, situasi pasar semakin tidak kondusif, pedagang semakin teradu domba,
pedagang semakin terkoyak ketentramannya.
Saat massa mendatangi kantor PIG, dua petugas yang sedang berada di kantor
tersebut sempat kebingungan. Namun mereka tak bisa berbuat banyak lantaran
Kepala PIG, Subaedi, tidak berada di tempat.
Hj Nur Abidah, salah seorang pedagang menyatakan sikap penolakan terhadap
rencana pembangunan PIG. ‘’Seluruh pedagang dengan tegas menolak. Kenapa pasar
kami yang masih layak dan utuh ini diusik? Kenapa yang sudah tentrem seperti
ini diusik?’’ kata Abidah didukung pedagang lainnya.
Pedagang juga membubuhkan tandatangan penolakan rencana pembangunan PIG. Abidah
memastikan, sudah 550 pedagang yang memberi tandatangan menolak pembangunan
PIG.
Koordinator Pedagang Pasar Induk Gadang, H Abd Rachman mengatakan, protes
pedagang merupakan aspirasi yang harus didengar. Selama ini, kata dia, pedagang
tak pernah diajak bicara oleh pemkot.
Menurut dia, seharusnya pemkot serius menata pedagang yang ada di bagian
selatan PIG. Sehingga jembatan yang sudah dibangun bisa digunakan sekaligus
mengatasi kemacetan di sekitar PIG.
‘’Seharusnya pedagang yang ada di sebelah selatan dicarikan tempat yang tepat.
Seperti di bekas Terminal Gadang. Jadi jembatan kembar Gadang bisa
digunakan dan tidak lagi macet. Ini yang harus dilakukan pemkot ketimbang membangun
pasar,’’ kata dia.
Abd Rachman yang juga wakil ketua DPRD Kota Malang ini mengatakan, pembangunan
pasar bukan solusi untuk atasi kemacetan. Pembangunan pasar juga bukan
satu-satunya jaminan mewujudkan pasar yang nyaman.
Selama ini, kata Abd Rachman, pedagang belum pernah diajak bicara tentang
rencana pembangunan pasar. Namun informasi tentang pembangunan pasar
terus dihembuskan di kalangan pedagang. ‘’Akibatnya pedagang resah,’’
kata dia.
Kepala Dinas Pasar Kota Malang, Yudhi Ismawardi yang dikonfirmasi kemarin hanya
memberi penjelasan normatif. ‘’Perlu komunikasi dua pihak yang baik,’’ ujarnya.
(van/avi)
Sumber: http://www.malang-post.com/tribunngalam/51503-pasar-induk-gadang-bergolak
No comments:
Post a Comment